HEBAT ! Inilah Daniel, Anak Muda Gagah Berani Pejuang Terdepan Memadamkan Kebakaran Hutan

Kalau kemarin para pimpinan DPR RI menggunakan masker di ruang sidang yang ber AC dan steril, kalau kemarin Fadli Zon datang ke lokasi kebakaran hutan setelah semuanya usai dan tetap menggunakan masker. Daniel, pemuda berusia 15 tahun ada di garis depan dalam perjuangannya melawan asap dan kebakaran hutan tanpa menggunakan masker sama sekali.
Daniel sekarang berusia 15 tahun, dan ia adalah relawan termuda pemadam kebakaran hutan dan lahan di Tumbang Nusa, Pulang Pisau. Padahal anak anak seusianya sekarang sedang sibuk menuntut ilmu atau sedang asyik bermain dengan gadgetnya. Tapi Daniel yang memang lahir di area lahan gambut memilih untuk berjuang bersama dalam gerakan 100 sumur bor di lahan gambut Tumbang Nusa bersama Sekolah Relawan dan Jumpun Pambelom bersama masyarakat setempat.

Daniel sang relawan muda via Facebook
Baginya aksi Fadli Zon dan para pimpinan DRI RI yang melakukan sidang dengan menggunakan masker sama sekali tidak menarik baginya. Apalagi kotak sumbangan bagi korban bencana asap yang tidak diminati oleh para pejabat DPR RI yang terhormat, ia sama sekali tidak memperdulikannya. Toh ia juga sama sekali tidak mengenal mereka, bahkan ia juga tidak tahu siapa pejabat Gubernur Kalteng sekarang.
Walaupun ia DO sejak kelas dua SMP, bukan berarti ia bodoh dan terbelakang. Ia ini adalah mentor bagi anak anak yang ada di Sekolah Relawan. Nilai matematikanya memang paling parah, namun soal gambut ia adalah ahlinya. Kepekaannya yang sangat mengagumkan ini membuat para relawan lainnya sangat terbantu dalam mewujudkan gerakan 100 sumur.

Daniel sang relawan muda via Facebook
Sebagai anak petani hutan, Daniel sehari-hari keluar-masuk hutan. Mencari hasil hutan seperti kulit kayu gemor, untuk bahan dasar obat nyamuk, kayu gaharu, bahan pembuat kosmetik, kayu ulin, kelawit. Semua itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang. Daniel dan para tetangga, kini dikaryakan oleh Ir. Januminro, pemenang Kehati Award (2014 & 2015) untuk menjaga dan mengembangkan Jumpun Pambelom, hutan kehidupan, di Tumbang Nusa.
Jadi wajar kalau Daniel sangat ahli dan sangat mengenal lahan gambut. Walau Daniel tidak berminat meneruskan sekolah formalnya, namun ia adalah seorang pembaca yang sangat tekun. Banyak buku milik Januminro yang sudah habis dibaca olehnya.

Daniel sang relawan muda via Facebook
Badannya yang kecil juga bukan menjadi hambatan untuknya dalam bergerak. Beratnya hanya 45 kg, dan tingginya hanya 155 cm. Namun setiap harinya Daniel sanggup membawa 8-9 gulung selang yang beratnya hingga 15-20kg, ia membawanya sendirian puluhan kilo keluar masuk hutan.
Daniel adalah seorang pahlawan muda, namun bukan berarti ia menjadi sombong dan merasa dibutuhkan. Ia adalah sosok pemalu. Para relawan tidak ada yang berani masuk ke hutan tanpa adanya Daniel dan kawan kawan. Daniel menjadi kompas, penunjuk arah dan menentukan kemana pasukan bergerak. Ia tahu di mana jalan pulang, jalan bahaya, bahkan juga bisa menjelaskan tentang keragaman hutan gambut seolah guide internasional. Ia tahu tanaman hutan liar yang mengandung air dan bisa diminum. Tanaman yang bisa mengobati penyakit. Dan bahkan Daniel tahu 95% orang-utan mirip manusia. Apa yang dimakan orang-utan, pasti juga bisa dimakan manusia

Daniel sang relawan muda via Facebook
Inilah sosok Daniel, seorang relawan muda yang berjasa besar dalam pemadaman kebakaran lahan gambut di Kalimantan Tengah. Disaat orang lain sibuk menulis di media sosial mengenai kebobrokan pemerintah, disaat orang lain menghujat di media sosial tanpa adanya aksi nyata. Disaat kotak sumbangan bencana asap di DPR RI sepi peminat.
Daniel maju ke garis paling depan bersama dengan Sekolah Relawan dan Jumpun Pambelom mengatasi bencana asap tanpa pamrih. Semoga Allah senantiasa melindungimu nak..
Sumber : Facebook